Palembang, Briliannews.com — Selain melukai satu nelayan dengan luka tembak dibagian leher setelah tertembus peluru karet yang diduga ditembaki dari kapal milik TNI AL di sekitar perairan Birik.
Empat nelayan Sungsang yang berada diatas perahu Pompong saat kejadian hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Salah satu nelayan yang selamat yakni Rusdianto sekaligus serang perahu Pompong mengkhawatirkan empat rekannya yang terpisah di kapal lain saat peristiwa penembakan terjadi pada Sabtu (12/7/2025) kemarin.
Kepada wartawan Rusdianto mengatakan mereka berangkat melaut bersama delapan orang rekannya untuk menangkap ikan dengan dua kapal.
Satu kapal Pompong ada yang berisi lima dan ada yang empat orang Rusdianto dan Yogi serta tiga ABK lainnya.
Sedangkan di kapal satunya berisi empat orang ABK, Ishak (kapten kapal), Ipin, Rival, dan Kandar.
“Saat berada di perairan Birik kami menurunkan jaring saat itu, kami dikejar oleh Kapal besar, dari kapal itu mereka menurunkan perahu karet yang berisi sekitar 8 orang. Dari perahu karet itu menembaki kami, lalu mundur dan mengarah ke kapal rekan-rekan kami ,” ujar Rusdianto saat ditemui di Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Minggu (13/7/2025).
Dari empat orang rekannya yang belum diketahui keberadaan salah satunya bernama adalah Ipin merupakan anak kandung Rusdianto.
“Belum diketahui keberadaan mereka berempat handphone-nya juga tidak bisa dihubungi. Ipin itu anak saya yang berada di kapal itu, selain anak kandung saya ada juga sepupu,”ungkapnya.
Kepada pihak kepolisian dan aparat terkait Rusdianto berharap agar bisa menemukan keberadaan empat nelayan Sungsang yang belum ditemukan pasca peristiwa penembakan terjadi.
“Kami minta untuk membantu mencari empat nelayan yang belum diketahui posisi dimana,”harapnya.
Sementara itu, Dirpolairud Polda Sumsel Kombes Pol Sonny Mahar Budi Adityawan belum merespon saat berusaha dikonfirmasi.
Diketahui dalam insiden penembakan Salah satu nelayan bernama Yogi Pratama (26) warga Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin harus dilarikan ke rumah sakit Islam Ar-Rasyid setelah mengalami luka tembak di bagian lehernya.
Peristiwa terjadi pada Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13:00 WIB berawal ketika Yogi bersama delapan orang lainnya menjaring ikan di perairan laut Birik.Kemudian sebuah kapal melintas berpapasan dan balik arah.
“Kami berangkat dua kapal, satu kapal saya isi lima orang satunya lagi berisi empat orang awak. Pas kami lagi jaring ikan arah mau pulang ada kapal perang lewat berpapasan dari arah Bangka, ternyata dia putar balik,” kata Rusdianto.
Karena kapal tersebut terlihat putar arah Rusdianto mengingatkan anak buahnya untuk berhati-hati.
“Saya bilang ada kapal patroli, hati-hati ke anak buah saya. Posisi kami di perairan laut Tanjung Birik tapi agak maju lagi,” katanya.
Melihat kapal tersebut mendekat, Rusdianto bersama anak buahnya menjauh dari kapal tersebut.
Namun Kapal tersebut tetap mengejar sampai akhirnya menurunkan sebuah perahu karet yang isinya sekitar 8 orang berpakaian loreng.
“Tiba-tiba kapal besar itu menurunkan speedboat karet, isinya delapan orang pakai baju seragam loreng. Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami,” katanya.
Karena ombak besar, Rusdianto membawa kapalnya menjauh tetapi perahu karet itu tetap mengejar. Sedangkan satu kapal lagi miliknya tertinggal di belakang.
“Aku mau nunggu anak buah yang di kapal satunya selesai tapi ada ombak besar jadi saya menjauh duluan, tapi perahu karet itu tetap mengejar kami,” katanya.
Yogi yang saat itu sedang memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan terkena tembakan di bagian leher, tepatnya di bawah jakun.
“Yogi ngasih tahu kalau dia kena tembak. Saya teriak ke arah perahu itu ‘ini anak buah saya ada yang kena tembak’ sambil menunjukkan orang dan lukanya. Tidak lama, perahu karet itu pergi tapi malah mendekat ke arah kapal saya yang satunya,” katanya.
Setelah kejadian itu, kapal Rusdianto terus menjauh dan menuju daratan untuk mencari bala bantuan dengan menghubungi rekannya yang memiliki speedboat.
Karena susah dapat sinyal, setelah berhasil menghubungi teman, sekitar jam 5 sore kami dijemput speedboat terus menuju ke Sungsang.
“Setelah diperiksa dokter disana baru dirujuk ke RS Islam Ar-Rasyid, tadi malam sampainya, ” tandasnya.
Sementara itu, Kapen Lanal Palembang Kapten Laut (P) Heru membenarkan peristiwa tersebut benar adanya, saat ini masih dalam proses penyelidikan Mohon maaf dan mohon bersabar.
“Diduga Kapal TNI AL tapi bukan dari Lanal Palembang,”singkatnya.(Leo)