Hukum

Serahkan Proyektil Peluru, Keluarga Nelayan Korban Penembakan Minta Pertanggungjawaban TNI AL

×

Serahkan Proyektil Peluru, Keluarga Nelayan Korban Penembakan Minta Pertanggungjawaban TNI AL

Sebarkan artikel ini

Palembang, Briliannews.com — Keluarga Yogi Pratama (26) nelayan korban penembakan yang diduga dari kapal milik TNI AL di perairan Tanjung Birik mendatangi Polisi Militer TNI AL Lanal Palembang Senin (14/7/2025) siang.

Kedatangan pihak keluarga guna menyerahkan proyektil peluru karet yang berhasil dikeluarkan dari leher Yogi.

Proyektil peluru diduga berasal dari senjata api milik TNI AL. Pihak keluarga meminta perhatian dari TNI AL terhadap kondisi korban serta membebaskan empat orang nelayan yang masih diamankan.

Kuasa hukum keluarga korban, Yudi Wahyudi SH usai melakukan mediasi dengan pihak Denpomal TNI AL mengatakan keluarga korban melakukan pertemuan dengan Denpomal TNI AL untuk mencari solusi terbaik, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

“Ada empat poin penting yang disampaikan keluarga korban dalam pertemuan hari ini, yaitu: Meminta perhatian dan tanggung jawab terhadap korban penembakan. Pembebasan empat nelayan yang ditahan di Bangka Belitung. Pengembalian kapal yang disita.

Penegasan bahwa insiden ini terjadi karena miskomunikasi antara aparat dan nelayan,”kata Yudi kepada wartawan usai pertemuan.

Menurut Yudi dalam insiden tersebut pihak keluarga tidak ingin menyalahkan siapa pun, yang terpenting adalah adanya itikad baik dari kedua belah pihak.

“Alhamdulillah, pihak Denpomal menyanggupi untuk menindaklanjuti apa yang menjadi harapan kami,” lanjut Yudi.

“Korban saat ini masih dalam masa pemulihan, dan hari ini rencananya sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit,” tambahnya.

Diketahui sebelumnya, insiden penembakan terjadi pada Sabtu (12/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB di perairan Tanjung Birik, Kabupaten Bangka.

Yogi Pratama (26), warga Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II, tertembak di bagian leher saat sedang memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan di atas kapal.

Kapten kapal pompong, Rusdianto (53), yang berada satu kapal dengan korban, menuturkan bahwa mereka berlayar bersama dua kapal nelayan lainnya, masing-masing berisi lima dan empat orang.

“Awalnya kami sedang menjaring ikan, tiba-tiba ada kapal perang lewat dari arah Bangka. Setelah berpapasan, kapal itu berbalik arah dan mendekati kami,” ujar Rusdianto saat ditemui di RS Islam Ar-Rasyid, Minggu (13/7/2025).

Menurutnya, kapal perang tersebut kemudian menurunkan sebuah speedboat karet yang berisi delapan orang berseragam loreng. Tanpa peringatan, mereka melepaskan tembakan ke arah kapal nelayan.

“Ombak besar membuat kami mencoba menjauh. Tapi speedboat tetap mengejar. Saya sempat teriak ke arah mereka saat Yogi terkena tembak. Setelah itu mereka malah mendekat ke kapal satu lagi,” jelasnya.

Rusdianto akhirnya berhasil membawa kapal menjauh dan menghubungi rekannya untuk meminta bantuan. Korban kemudian dievakuasi ke daratan dan dirujuk ke RS Islam Ar-Rasyid Palembang.

Pihak keluarga berharap kasus ini bisa diselesaikan secara adil dan humanis, serta tidak terulang lagi pada nelayan lainnya.(Leo)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot pragmatic
gambolhoki