Palembang, Briliannews.com — Warga Kampung tuna netra di Jalan Seduduk Putih, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 3 Palembang tegas menolak rencana pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang akan dikerjakan Dinas Perkimtan kota Palembang dipemukiman mereka.
Ketua DPD Pertuni Sumsel Iwan Susanto menegaskan warga Kampung tuna netra tegas menolak rencana pembangunan Rusunawa oleh Pemerintah Kota Palembang dipemukiman tuna netra.
“Karena kami sudah hafal dengan pemukiman disini, kami juga sudah puluhan tahun tinggal disini dan pekerjaan kami sudah ada disini klinik pijat yang ada didepan pemukiman,”kata Iwan Susanto kepada wartawan Senin (29/9/2025).
Dikatakan Iwan, meski Wali Kota Ratu Dewa menawarkan hunian dilantai dasar Rusunawa bagi warga tuna netra tetap ditolak.
“Tawaran itu kami tolak karena kami tidak nyaman dan masih nyaman ditempat kami sekarang ini. Biarkan kami sendiri yang membangunnya,”jelasnya.
Kampung Tuna netra yang mereka tinggali kata Iwan sudah ada fasilitas Taman Kanak kanak, Sekolah Dasar Yayasan Karya Darma Bakti dan mushola, ada klinik pijat dan ada kantor organisasi Pertuni.
“Nanti kalau kami digusur otomatis kami akan memulai dari nol lagi baik dari orientasinya pekerjaannya dan semuanya,”tuturnya.
Menurut Iwan, kalau pembangunan Rusunawa ini tetap dilakukan Pemkot Palembang ada baiknya harus meninjau ulang lagi.
“Karena ini sangat merugikan selama pembangunan nantinya kami warga disini mau dikemanakan setelah rumah digusur kami mau ditempatkan dimana,”jelasnya
Masih dikatakan Iwan Warga Kampung tuna netra tidak meminta rumah dirubah oleh pemerintah dengan seperti ini sudah nyaman.
“Untuk kami tegas menolak pembangunan Rusunawa diwilayah kami silahkan membangun ditempat lain karena masih banyak lahan milik pemerintah diwilayah lain,”tegasnya.
Senada disampaikan Nuryadi ketua RT ketua RT 30 kampung Tuna netra menyampaikan dirinya mendapat telepon dari konsultan pembangunan terkait pembangunan Rusunawa di kampung Tuna netra pada 24 September 2025.
“Mereka menyampaikan akan meninjau lokasi kampung Tuna netra untuk melakukan uji kelayakan pembangunan Rusunawa,”katanya
Disini dirinya dan warga menolakan terkait rencana pembangunan Rusunawa diwilayahnya.
“Penolakan ini kami sampaikan karena kehidupan warga disini sudah nyaman dan tidak mengganggu kehidupan orang lain karena kami sudah terbiasa hidup tentram dan nyaman disini,”kata
Nuryadi menyebut total lahan yang berada di kampung Tuna netra sekitar 2,4 hektar sudah dipotong lahan pasar ikan.
“Kampung tuna netra disini dihuni 140 KK dengan 456 jiwa, sudah ada TK, SD dan mushalla, listrik dan air warga disini pasang secara mandiri,”ungkapnya.
Kampung Tuna netra di Jalan Seduduk Putih Palembang ini sudah berdiri sekitar 50 tahun yang lalu sejak 1974.
“Warga membangun sendiri rumahnya dengan luas bervariasi ada listrik dan air pam, disini penghuninya turun temurun,”jelasnya.(Leo)