Palembang, Briliannews.com — Fakta baru terungkap dalam sidang kasus penembakan tiga anggota Polsek Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, oleh oknum TNI AD bernama Kopda Bazarsah.
Dua dokter forensik, dr Chaterina Andriani dan dr I Putu Suwartama, memberikan keterangan mengejutkan dalam sidang di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (7/7/2025).
Keduanya memaparkan hasil pemeriksaan jenazah ketiga korban: Bripda M Ghalib Surya Ganta, AKP (Anumerta) Lusiyanto, dan Brigadir Petrus Apriyanto, yang tewas dalam insiden berdarah tersebut.
Pemeriksaan pertama dilakukan terhadap jenazah Bripda Ghalib. Berdasarkan hasil autopsi, korban mengalami luka tembak di bibir kiri bawah yang menembus rahang bawah, menyebabkan gigi keempat patah.
Proyektil peluru berhenti di tulang iga ketiga belakang sebelah kiri. “Hasil swab pada baju korban menunjukkan adanya residu peluru kaliber 5,56 mm.
“Tembakan ini juga menyebabkan pendarahan di tulang leher dan kerusakan fungsi paru-paru,” ungkap dr Chaterina di hadapan majelis hakim.
Ia menyimpulkan bahwa luka tembak tersebut berasal dari jarak jauh berdasarkan analisis arah dan kekuatan peluru. Korban kedua, Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, mengalami luka tembak di bagian dada kanan.
Tembakan peluru kaliber 5,56 mm itu menembus jantung dan paru-paru, menyebabkan kematian seketika.
“Luka tembak berbentuk bulat, khas proyektil. Kami juga menemukan sisa proyektil seberat 3,80 gram di antara iga ke-12 bagian kiri belakang,” jelas dr Chaterina.
Temuan paling mencolok muncul dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah Brigadir Petrus Apriyanto. Korban mengalami luka tembak di kelopak mata kiri yang menghancurkan bola mata dan menembus otak, hingga memecahkan tempurung kepala.
“Di bagian kepala belakang terdapat lubang bundar, lokasi terakhir proyektil berhenti. Kami menemukan residu partikel peluru di dalam jaringan otak, yang mengindikasikan kuat bahwa korban ditembak dari jarak dekat,” terang dr I Putu Suwartama.
Temuan forensik ini menguatkan dugaan bahwa pembunuhan terhadap Brigadir Petrus dilakukan dalam kondisi jarak tembak sangat dekat, bahkan diduga dieksekusi secara langsung.(Leo)