Palembang, Briliannews.com — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sumbagsel, bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Forum Jurnalis Migas (FJM), menyambangi Desa Sungsang IV Kecamatan Banyuasin 2 Kabupaten Banyuasin Selasa (19/8/2025).
Rombongan menuju ke Sungsang melalui perjalanan darat ditempuh kurang lebih selama dua jam. Tak lain untuk melakukan penanaman pohon Mangrove guna mencegah abrasi air laut serta menjaga kelestarian lingkungan.
Ketua FJM Sumsel, H Octaf Riady mengaku sangat bersyukur dengan kegiatan dan sinergi yang terus terjalin dengan SKK Migas dan KKKS.
“Alhamdulillah, kita bisa sampai di Sungsang. Kami sangat berterima kasih kepada SKK Migas dan KKKS Sumbagsel yang mendukung penuh kegiatan ini. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat bagi lingkungan maupun masyarakat,”kata Oktaf disela sela penamaan pohon Mangrove.
Mantan Ketua PWI Sumsel ini merasakan sambutan hangat dari masyarakat Sungsang.
“Sambutan masyarakat Sungsang sangat ramah, kita tadi disambut Tarian burung migran, yang melambangkan ciri khas daerah Sungsang, dan itu cukup bagus,”tuturnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagsel, Syafei Syafri, menegaskan agenda penanaman mangrove ini bukan sekadar simbolis.
“Kegiatan ini adalah komitmen nyata menjaga kelestarian lingkungan. Rekan jurnalis bukan hanya mitra, tapi bagian penting dari hulu migas dan masyarakat. Melalui pemberitaan positif, kontribusi ini nyata untuk bangsa,” ujarnya.
Dikatakan Syafei Syafri, bukan mustahil Sungsang akan jadi paru-paru dunia. Penanaman mangrove bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan masyarakat dan lingkungan.SKK Migas dan KKKS di tahun sebelumnya tahun 2024, 31.000 pohon Mangrove telah di tanam.
“Tahun ini, dengan semangat kebersamaan, SKK Migas , KKKS dan rekan pers, ini membuktikan bahwa di balik aktivitas kita, yang wartawan mencari berita, masih ada kepedulian yang sama, menjaga alam dan memperkuat kontribusi positif untuk negeri,”ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Sungsang IV, Romi Adi Candra, yang juga mewakili Lembaga Desa Pengelolaan Hutan Desa (LDPHD), mengucapkan terima kasih atas kepedulian SKK Migas, KKKS dan insan pers yang telah melakukan penanaman mangrove di Desa Sungsang.
Dengan kehadiran SKK Migas dan insan masyarakat sangat merasakan manfaat terlebih dengan adanya tanaman mangrove ini, tidak hanya perlindungan pantai dari abrasi dan erosi, namun juga sebagai habitat bagi berbagai habitat biota laut.
“Alhamdulillah, ikan tirusan yang hampir punah, kini para nelayan sudah ada yang mendapatkannya, dan gelembung ikan tirusan ini cukup mahal sampai ratusan juta,”jelasnya.
Selain itu, masyarakat Sungsang dengan karyanya berhasil memproduksi sabun cuci tangan, sprei nyamuk, dodol serta sirup semuanya hasil olah dari pohon mangrove
“Syukur alhamdulillah bisa membantu ekonomi masyarakat kami,” tandasnya.
Salah satu yang merasakan manfaat yakni UMKM di Sungsang IV bisa menjual makan olahah udang seperti pempek udang dan kerupuk udang dengan omset jutaan perbulan.
Nurlaela salah satu pelaku UMKM di Desa Sungsang IV mengaku dengan adanya hutan mangrove, tidaknya menjaga biota laut, banyak produk dari olahan yang dihasilkan.
“Dari udang bisa kami buat pempek. Dan dari limbah buah pedada mangrove kita olah jadi sabun cuci tangan,”jelasnya.
Bahkan omset dari penjualan pempek dan kerupuk udang Nurlaela bisa mencapai sekitar Rp 15 juta per bulan, terlebih saat jelang lebaran omset bisa tembus Rp 40 hingga Rp 60 juta. Pempek dan kerupuk udangnya juga dipasarkan diluar wilayah Sumsel, seperti Bogor, dan Jakarta.(Leo)