Palembang, Briliannews.com — Pasukan pemberontak Suriah berhasil masuk ke ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024). Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melarikan diri ke luar Suriah.
Rezim Assad berakhir setelah berkuasa sejak tahun 2000 telah meninggalkan Damaskus. Pemberontak pun mendeklarasikan era baru di Suriah.
Namun tidak dengan Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali dirinya memilih tetap bertahan. Al-Jalali ingin memastikan lembaga publik berjalan dengan lancar secara langsung ia ingin mengalihkan kekuasaan dengan damai.
“Saya mendesak semua orang untuk berpikir rasional dan memikirkan negara,” kata al-Jalali seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/12/2024.
Al-Jalali menegaskan siap mengalihkan pergantian kekuasaan kepada pasukan pemberontak. Dirinya berharap agar pasukan pemberontak memberikan jaminan tidak akan menyakiti siapapun.
“Kami mengulurkan tangan kepada oposisi yang telah mengulurkan tangan dan menegaskan bahwa mereka tidak akan menyakiti siapa pun yang menjadi bagian dari negara ini,”katanya lagi.
Al-Jalali juga meminta warga negara Suriah untuk menjaga fasilitas publik. Sementara itu, Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani mengatakan semua pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik.
Dikatakannya seluruh lembaga pemerintah tetap berada di bawah pengawasan PM Suriah sampai pengalihan kekuasaan secara resmi.
“Kami juga melarang ada tembakan perayaan. Tetap berada di bawah pengawasan mantan Perdana Menteri sampai diserahkan secara resmi. Tembakan perayaan juga dilarang,” ujar Al-Julani dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin kelompok pemberontak Suriah itu telah menandatangani pernyataannya dengan nama resminya, Ahmed al-Sharaa. Dia melakukan hal itu dalam upaya untuk menjauhkan diri dari hubungan masa lalunya dengan al-Qaeda.(Leo)